Untuk mencegah keretakan, percobaan dari segi tingkat heat treatment untuk bahan aluminium juga diperlukan. Tingkat yang dimaksud adalah T5 (ditujukan untuk aging hardening/pengerasan penuaan secara buatan setelah pendinginan dari pemrosesan bersuhu tinggi). Takeyama yang ingin segera menghilangkan penyebab retak, mencoba mencari beberapa informasi penting di internet dan buku-buku referensi dengan jeli dan mulai berpikir bahwa pengolahan material dengan zero level (material yang sudah sudah melunak karena proses anil/annealing) dianggap sudah optimal.

Namun, Komatsu Kogyo pada saat itu tidak memiliki pengetahuan umum apapun mengenai heat treatment. Kami hanya mengandalkan literatur, membuat material zero level dalam tungku heat treatment untuk dijadikan bahan percobaan, dan mencari material yang paling sesuai bersamaan dengan percobaan untuk mencari profil (bentuk) material.

Takeyama terus berusaha di bagian heat treatment meniru hal-hal yang sudah dipelajarinya selama masa karirnya. Dibantu oleh Naito yang memberikan dukungan dengan tegas tapi tetap tidak melupakan sifat penyayangnya. Walau secara masa kerja berbeda 20 tahun, tapi teknik penempaan dingin (cold forging) diwariskan dan dilanjutkan dengan baik.

Saat level heat treatment berubah, sifat mekanik dan kekerasan permukaan komponen pun akan berubah. Nishimura, yang bertanggungjawab di bagian penjualan, mengambil komando untuk memberikan penjelasan kepada para pelanggan. Dia menjelaskan segala aktivitas yang dilakukan serta hasilnya, jika lolos uji ketahanan, maka seharusnya tidak ada masalah dan itu artinya pengembangannya mengalami kemajuan.

Selain itu, adjuster chain yang merupakan komponen eksterior tidak hanya harus memenuhi persyaratan sifat mekanik tetapi juga akan dievaluasi dari desainnya. Evaluasi desain yang ketat hanya diberlakukan untuk adjuster chain ini, karena komponen tersebut merupakan model terlaris di bisnis para pelanggan. Rintangan tinggi ini setidaknya bisa terlewati dengan baik.